ALAM DAN MASA DEPAN
Kita semua
masih dapat bernafas dengan hangat,menikmati cahaya mentari pagi,menikmati
indahnya pegunungan, pepohonan,mengikuti lembutnya aliran air,dan merasakan
kesejukan angin yang berdesir. Kita kini hidup tanpa kurang pangan, matahari
masih membawa hangat, saljupun masih terasa dingin, bulan masih terlihat
sinarnya , dan awan masih dapat membawa hujan untuk kita.
Mereka
merawat kita dalam kedamaian, mereka membuat kita hidup dengan nyaman, mereka
menunjang segala yang kita butuhkan. Tapi mengapa kita merusak mereka? Apakah
itu balas budi kita terhadap mereka? Kita menebangi hutan-hutan, mengotori laut
dan sungai, membuang asap beracun ke udara, kita menghancurkan kestabillan
dunia. Aku tak habis pikir, orang-orang melakukan itu kaarena uang, semua itu
mensejahterakan orang-orang besar, tapi mereka tak berfikir apa yang akan
mereka dapat nanti. Ketika anak cucu mereka tak dapat lagi menikmati air yang
bersih, pepohonan yang hijau, dan langit yang biru. Disaat semua orang telah
menyesal akan apa yang mereka lakukan, disaat semua telah terlambat dan
lingkungan sudah sangat rusak, kita hanya bisa menangis menatap tanah, apa yang
akan kita dapatkan? Hanya bisikan lirih angin yang berhembus membawa debu gelap
berkilauan.
Apalah
gunanya uang, orang-orang hanya mementingkan diri mereka sendiri, egois.
Setelah semua mereka hancurkan, apakah mereka mau memperbaiki itu lagi? Hanya
sebagian kecil yang sadar akan hal itu. Pernahkah mereka berfikir bahwa
orangorang yang hidup dari hasil alam akan tetap bertahan hidup. Lihatlah
fakta, jika hutan rusak orang yang hidup dari menjual kayu takkan dapat bekerja
lagi, hewan-hewan akan mati, dan bencana datang menanti.
Jika Tuhan
masih mengkehendaki kita untuk hidup lebih lama di dunia ini, alangkah baiknya
jika kita memanfaatkan kesempatan itu untuk memperbaiki kesalahan kita, mari
rawatlah lingkungan ini, mari kembalikan hijaunya hutan, jernihnya air, dan
birunya langit bumi kita. Masih belum terlambat, semua masih bisa diperbaiki.
Kita bukannya tidak bisa, kita hanya malas, kita hanya tidak mau melakukannya.
Hanya pasrah dan menerima tak ada gunanya, kita harus berusaha, karena semua
kan baik pada jalannya.
original from Melda D.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar