Senin, 03 September 2012

alam dan masa depan


ALAM DAN MASA DEPAN

Kita semua masih dapat bernafas dengan hangat,menikmati cahaya mentari pagi,menikmati indahnya pegunungan, pepohonan,mengikuti lembutnya aliran air,dan merasakan kesejukan angin yang berdesir. Kita kini hidup tanpa kurang pangan, matahari masih membawa hangat, saljupun masih terasa dingin, bulan masih terlihat sinarnya , dan awan masih dapat membawa hujan untuk kita.

Mereka merawat kita dalam kedamaian, mereka membuat kita hidup dengan nyaman, mereka menunjang segala yang kita butuhkan. Tapi mengapa kita merusak mereka? Apakah itu balas budi kita terhadap mereka? Kita menebangi hutan-hutan, mengotori laut dan sungai, membuang asap beracun ke udara, kita menghancurkan kestabillan dunia. Aku tak habis pikir, orang-orang melakukan itu kaarena uang, semua itu mensejahterakan orang-orang besar, tapi mereka tak berfikir apa yang akan mereka dapat nanti. Ketika anak cucu mereka tak dapat lagi menikmati air yang bersih, pepohonan yang hijau, dan langit yang biru. Disaat semua orang telah menyesal akan apa yang mereka lakukan, disaat semua telah terlambat dan lingkungan sudah sangat rusak, kita hanya bisa menangis menatap tanah, apa yang akan kita dapatkan? Hanya bisikan lirih angin yang berhembus membawa debu gelap berkilauan. 

Apalah gunanya uang, orang-orang hanya mementingkan diri mereka sendiri, egois. Setelah semua mereka hancurkan, apakah mereka mau memperbaiki itu lagi? Hanya sebagian kecil yang sadar akan hal itu. Pernahkah mereka berfikir bahwa orangorang yang hidup dari hasil alam akan tetap bertahan hidup. Lihatlah fakta, jika hutan rusak orang yang hidup dari menjual kayu takkan dapat bekerja lagi, hewan-hewan akan mati, dan bencana datang menanti. 

Jika Tuhan masih mengkehendaki kita untuk hidup lebih lama di dunia ini, alangkah baiknya jika kita memanfaatkan kesempatan itu untuk memperbaiki kesalahan kita, mari rawatlah lingkungan ini, mari kembalikan hijaunya hutan, jernihnya air, dan birunya langit bumi kita. Masih belum terlambat, semua masih bisa diperbaiki. Kita bukannya tidak bisa, kita hanya malas, kita hanya tidak mau melakukannya. Hanya pasrah dan menerima tak ada gunanya, kita harus berusaha, karena semua kan baik pada jalannya. 

original from Melda D.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar