Sabtu, 27 April 2013

Hidup Hemat dan Sederhana

Hidup Hemat dan Sederhana

"Hemat pangkal kaya" semoboyan ini mungkin sudah tak asing lagi ditelinga kita. makna dari kalimat tersebut dapat kita mengerti dengan mudah, jika kita hemat kita ya kita akan kaya. banyak orang telah menjalani hidup ini dengan hemat dan sederhana, dan mereka tak merasa kekurangan apapun, karena uang yang mereka punya dialokasikan untuk hal-hal yang memang mereka perukan, bukan untuk hal-hal mewah nan mahal.
hidup hemat, hidup sederhana. beberapa orang sepertinya "anti" dengan hal-hal seperti ini, karena gaya hidup yang sudah terbiasa mewah dan mudah, mereka membeli apa yang mereka inginkan, walaupun bukan saatnya diperlukan. hal tersebut tentunya memicu yang namanya perilaku konsumtif dalam masyarakat kita. coba kita bandingkan kehidupan di negeri kita dengan di negeri tetangga yang sudah maju, misalnya Belanda.

pernahkah kalian mendengar istilah "going Dutch"? yah... ini adalah semboyan orang barat yang maknanya" ayo berhemat". mereka menyebut demikian karena orang-orang Belanda adalah orang-orang yang hemat dan cerat dalam memanfaatkan uang. bandingkanlah beberapa kebiasaan orang Indonesia dengan orang Belanda. pertama, mereka membeli barang-barang karena merasa perlu, bukan untuk terlihat mewah, up to date, ataupun gaya, jika ada diskon besar-besaran mereka akan membelanjakan uang mereka lebih untuk mendapatkan barang itu. namanya juga kesempatan, ya harus dimanfaatkan. kedua, mereka memiliki kebiasaan berjalan kaki atau naik sepeda jika bepergian, bahkan pejabat, direktur, dan orang berstatus pun naik sepeda saat berangkat kerja. jika kau melihat ada yang mengendarai mobil besar nan mewah, berarti mereka memerlukan itu. bandingkanlah dengan disini, pergi ke tempat yang berjarak 200m dari rumah saja akan mengendarai sepeda motor, alasannya malas jalan lah, ramai lah. padahal salah satu penyebab utama kemacetan di Indonesia adalah karena kondisi transportasi umum yang buruk dan kebiasaan "malas" masyarakatini juga salah satu bentuk pemborosan BBM, gak salah kan di Indonesia sering langka BBM?
ketiga, pajak di Belanda disesuaikan dengan kemampuan masing-masing orang, jadi disana tak ada orang yang terlalu kaya ataupun terlalu miskin, dari profesi dokter sampai buruh pun tak terjadi kesenjangan ekonomi yang jauh. bandingkan dengan disini, orang kaya tambah kaya, orang miskin tambah miskin.
itu hanyalah beberapa contoh umum yang dpat kita petik, hendaknya kita dapat meniru kebiasaan mereka secara positif. kebetulan aku punya sepupu di Belanda, namanya Yusi. aku melihat beberapa kebiasaannya dia disini, dia senang membaca buku. mamanya yang aku panggil Bu Man menceritakan padaku tentang kehidupan disana. makanya aku jadi terpikir untuk menulis artikel ini.
jika bepergian, aku lebih sering naik sepeda jika jaraknya cukup jauh, aku juga belajar menabung dan hemat,  dari uang bekalku yang 100.000 rupiah per minggu aku menabungnya 70.000 di bank, sisanya aku gunakan untuk membeli bensin dan jajan. maklum jarak rumahku dan sekolah cukup jauh. aku sering membawa bekal kesekolah untuk mengurangi pengeluaran, aku jadi belajar menghargai uang. orang tuaku mengajarkan untuk hidup sederhana, walaupun ada uang sebaiknya gunakan seperlunya, dan jangan bermewah mewahan.
aku bahkan berencana membuat kebun untuk sayuran organik dan tanaman obat, jadi lebih hemat lagi bukan?
maka dari itu, hidup hemat banyak untungnya kan...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar