Minggu, 28 April 2013

Cerpen "Surat dalam kotak biru"


ini adalah kisah seorang temanku:

Surat Dalam Kotak Biru

            hari yang melelahkan sepulang sekolah, aku tertidur dikamarku sambil mendengarkan musik, tiba-tiba hp ku berbunyi, “tid”,
kamu Lina kan?
Ada sebuah nomor tak dikenal mengirim sms padaku, akupun membalas sms itu, ternyata dia adalah Leo, teman satu lesku, aku les disebuah lembaga, dan aku juga sekelas dengannya, semenjak itu ia selalu sms aku, setiap hari ia menanyakan keadaanku, aku pun merasa dekat dengannya, setiap pulang les, aku selalu ditunggunya dan kami pun pulang bersama, dia menjadi teman curhatku, setiap masalah sekolah aku ceritaka padanya,dia adalah sahabatku.

Hari ini aku les seperti biasa, jam setengah tujuh sore sampai jam delapan malam, aku terlambat dan sangat terburu-buru, saat aku masuk ke kelas, semua menyorakiku, kata mereka aku pacarnya Leo, aku jadi agak malu, apalagi terhadap Andi, cowo cerdas yang selalu duduk di depan dan jawab soal-soal yang diberi guru, dia memang menarik bagiku.
Sampai dirumah, aku sangat lelah, Leo mengirim sms padaku, ia minta maaf atas kejadian tadi, katanya teman-teman melihat inbox di hp nya, aku pun memaafkannya, lalu ia mengirim sebuah puisi padaku, setelah aku katakan aku akan tidur karena ini sudah hampir jam sebelas malam,

“ aku tak tahu seberapa lama telah aku pendam,
Perasaan yang kuanggap lebih dari sekedar teman,
Aku hanya ingin kau tahu,
Ada sedikit hal kecil yang berbeda,
Semoga kau menghargaiku,
Karena kau adalah emas dihatiku,
Yang takkan pernah kurelakan pergi,
Semoga kau mengerti,
Selamat tidur,
Hahahahahahahaha”

Aku merasa sedikit terhibur, memang selama ini Leo seperti menunjukan hal yang berbeda denganku, tapi aku hanya ingin memiliki dia dan menyayanginya sebagai temanku.
Disekolah hari ini, teman-temanku membicarakan Leo, darimana mereka tau, lalu Andre berkata padaku, “Leo mu ngajakin perang di facebook, Lin. Haha”, hah! Ternyata Andre mengajak Leo chatting di FB, apa aja sih yang dia bilang, aku kasihan sama Leo, dia memang sering coment setiap statusku, dan mengirim pesan ke dindingku di FB, pulang sekolah aku berniat menanyai Leo, karena aku tak ingin membuatnya sakit hati, ternyata, dia sudah lebih dulu sms aku, dia yang menanyaiku, siapa itu Andre, dan kenapa dia seperti iri dengan Leo, aku pun meminta maaf pada Leo atas Andre, dia memang suka membuat masalah.
Sudah dua bulan lebih aku dan Leo sedekat ini, ia sering menanyaiku apakah aku menganggapnya lebih dari sekedar sahabat, bahkan kakaknya mengira bahwa aku dan Leo sudah jadian. Andi pun sering memperhatikanku, ia selalu terlihat kesal jika teman-teman mengejek aku dan Leo.
Hari ini seperti biasa, Leo sms aku, entah mengapa, lama-kelamaan aku merasa Leo terlalu perhatian padaku, kami seperti bukan sahabat, melainkan pacar, aku tidak menyukai itu, karena aku tak ada rasa apa-apa dengannya, aku pun memarahinya dan meminta tolong, karena aku tak ingin menganggapnya lebih dari sahabat baikku, tapi Leo seperti tak mengertikan maksudku, aku pun marah padanya, kontaknya di hp ku aku hapus, FB nya pun aku hapus dari daftar temanku di facebook, aku ingin sendiri dulu.
Aku merasa sedikit kesepian, aku hanya belajar tanpa ada seorang teman yang selalu menanyakan keadaan dan menghiburku, saat itulah ia datang, Gana, teman sekelasku di les juga, sepertinya ia tahu aku dan Leo sedang ada masalah. Ia yang menggantikan posisi Leo, walaupun ia yang sering mengejekku di kelas, tapi saat aku sms an dengannya, ia perhatian dan baik, tapi ia tak menanyakan tentang Leo padaku, dan itu membuatku lebih nyaman.
Beberapa minggu kulalui tanpa bicara dengan Leo, pulang les pun terpisah, tapi ia masih sering memperhatikanku, aku jadi tak tega padanya, aku berniat untuk meminta maaf padanya dan mengarang banyak alasan tentang nomor hp dan FB itu.
Hari senin, setelah semua permintaan maafku telah aku rancang sesuai rencana, kata-kata, alasan, dan semuanya. Pulang les, aku sengaja memperlambat gerakku untuk menunggu Leo di koridor, tiba-tiba aku lihat dia sedang berbicara dengan seorang gadis, seperti sangat tak biasa, aku pun mengurungkan niatku untuk berbicara dengannya, dengan hati sedih aku pun pulang.
Seperti biasa, Gana sms aku dengan nada menghibur, aku tak membalasnya, karena aku sangat lelah. Leo dan gadis itu masih terngiang ditelingaku, aku tak mengerti, memang sepertinya aku menganggapnya lebih dari teman saat ini, saat dia telah melupakanku karena kecerobohanku. Aku pun ingin online, aku telah meng-add Leo kembali kemarin, ternyata ada pesan darinya di dindingku,
“koq aku gag lihat FB mu belakangan ini, lin?”
Tanyanya, aku pun membalasnya, dengan mengatakan bahwa FB ku ada yang otak-atik waktu itu, aku pun berteman lagi dengannya, aku memberinya nomor baruku, dan kami mulai sering smsan lagi, akhirnya, aku dapat menyelesaikan masalahku.
Sore esok hari, aku datang les lebih awal karena tak ingin diejek oleh teman-temanku, Andi sudah menunggu dikelas sendirian, aku bingung harus brebuat apa, aku hanya duduk dan pura-pura membaca buku, tak sengaja aku memperhatikannya saat dia melihatku, ia tersenyum padaku, “tumben gag telat, Non”, katanya menyapaku, Non adalah panggilan anak-anak dikelas ini buatku, karena asalku dari Jawa, dan pindah ke Bali. “enak aja manggil Non, emang kenapa kalau aku dateng awal, daripada kamu sama temen-temenmu itu ngejekin aku terus kalau telat” jawabku,
“jangan marah gitu dong, Non. Aku Cuma bercanda” lalu ia pindah duduk kesebelahku, aku pun jadi grogi, tapi aku usahakan terlihat ramah, “apaan nih deket-deket” kataku,
“kenapa? Takut Leo marah ya?”,
“enak aja, aku Cuma temen aja sama dia”
“kayaknya kamu deket banget sama dia, aku pernah ngeliat kamu dirangkul sama dia didepan”
“ooh, itu Cuma bercanda aja, dia Cuma temenku aja kok, cemburu yaa?”tanyaku bercanda,
“dikit sih, Non. Udah punya pacar belum” tanyanya mulai serius,
“belum sih, aku memang gag mau”
“kenapa gitu, yah, jadi temen belajar gitu, kan asik tuh”
“gag ah, mungkin SMA aja”,
“yah, hahahah”
“ngarep ya sama aku??? Hahaha”
“jujur ya, kamu jangan marah” aku jadi tambah grogi dan mulai salah tingkah, duh, kenapa saat ini harus datang sekarang,
“Ia”
“aku suka sama kamu, Non. Menurutmu?” aaahhhhh, bener kan.
“hmmm, ia gag apa sih, aku bisa hargai koq, Andi, sebenernya aku juga suka sama kamu”
“ini rahasia kita aja yah, kamu bener gag pacaran sama Leo”
“enggak, aku Cuma sahabat aja”
Kami berdua pun saling bercanda, Andi mengacak rambutku, aku pun mencorat-coret bukunya, tanpa sadar ada tiga orang cowo yang sedang memperhatikan kami dari luar, lalu seorang dari mereka yang ternyata adalah Leo berlari menjauh dan duanya lagi mengejarnya.Aku merasa ada hal yang aneh dengan Leo, tak biasanya dia mendiamkanku seperti ini, pulang les pun ia hanya mengikutiku dibelakang, biasanya ia mengajakku mengobrol atau mengucapkan sampai jumpa saat kami akan berpisah di pertigaan jalan.Sampai dirumah Leo menelfonku, ia hanya mengatakan bahwa aku salah, ia juga memarahiku, aku tak mengerti, tanpa aku balas setiap caciannya langsung kututup saja telfonnya. Tapi aku masih teringat pada Andi, sepertinya ia serius dengan kata-katanya.
Hari ini malam minggu, aku ada tes di tempat les, dan kami pulang lebih cepat. Leo masih saja mendiamkankku, mungkin ia mengira aku masih marah padanya, aku sangat malas melangkah keluar kelas, jadi aku menunggu agar semua pulang lebih dulu, ternyata Andi masih menunggu dikelas,
“kok gag pulang, Non. Nunggu siapa?” tanyanya, “aku males aja, palingan aku belum dijemput, kamu juga kenapa gag pulang, kan bawa motor sendiri?”,
“pulang sama aku aja, Non. Aku mau ngajak kamu ketempat favoritku, mau gag?”
“hmmm.... boleh aja sih, tapi jangan kemaleman ya?”
“okelas Tuan puteri”, aku sangat tersanjung Andi memanggilku seperti itu, selama ini ia belum pernah sebaik ini padaku.
“ah...Lebay banget”kataku, kami pun berjalan berdua sambil tertawa, yah.. ini cukup untuk menggantikan Leo, Andi mungkin sahabat yang baru dihidupku sekarang.
Kami pun berdua menuju tempat favorit Andi, aku belum tau dimana, tapi aku merasa senang bisa pergi dengannya, diperjalanan dia mengajakku mengobrol banyak hal tentangnya, ternyata dia asik juga, sesampainya kami disuatu tempat, ternyata pantai, aku gag pakai jaket lagi, baru turun saja aku sudah menggigil kedinginan,
“pakai jaketku aja, aku tau kamu kedinginan” kata Andi, aku pun menerima dengan senang hati, saat ia membuka jaketnya dan memakaikannya padaku, itu terlihat sangat keren.
“makasi ya” kataku, kamipun berjalan dipinggir pantai menuju sebuah pohon yang terlihat seperti bakau, pohon itu lebih pendek dan daunnya panjang, ia mengajakku duduk disana, suasana saat itu sangat ramai, banyak anak muda yang sedang berpacaran, dengan alunan musik kafe-kafe disekitar pantai.
“Non. Kamu ada masalah sama Leo ya, kok diem-dieman gitu sih?” tanyanya, “iya, aku gag tau kenapa, waktu ini dia marah-marah sambil nelfon aku, trus aku tutup aja telfonnya, sejak itu dia jarang ngomong sama aku”,
“owh, kamu coba tanya aja baik-baik sama dia, hmmm.... aku mau ngasi sesuatu”, “apa itu?” tanyaku, Andi mengeluarkan sebuah kotak kecil dari tasnya, dan memberikannya padaku,
“kotak apaan ni? Kenapa kamu ngasi aku, aku kan gag ultah hari ini?”,
“kotak biru ini harus kamu buka tiga hari lagi, soalnya aku yang ultah hari itu, hehehe”, “seharusnya kan aku yang ngasi kamu hadiah, Andi” ,
“pokoknya kamu buka aja hari itu, inget ya, tiga hari lagi, akan ada surprise buat kamu, makanya jangan dirusak rencana yang udah aku susun ini, oke”,
“okelah, baik banget sih”,
Lalu kami tertawa bersama, saling bertukar cerita dan pengalaman tak kusadari aku bersandar di pundak andi, rasanya sangat hangat, lalu handphoneku berbunyi, ada sms dari papaku, ternyata ini sudah malam, akupun meminta agar Andi segera mengantarku pulang, perjalanan agak lama, karena aku harus menunjukan jalan kepada Andi, maklum ia belum tau letak rumahku.
Sampai dirumah Andi mengucapkan selamat tinggal, dan mengingatkan kembali tentang kotak itu, akupun melambaikan tangan padanya.
Hari ini aku les, tanpa aku sadari sudah hari ketiga, aku benar lupa pada kotak biru itu, sedangkan selama ini les ditiadakan karena menyambut hari raya Buddha. Aku terlambat berangkat, sampainya aku dikelasku semua memperhatikanku, seperti ada sesuatu, aku pura-pura tidak menghiraukan, Leo memandangku, baru aku sadari Andi tidak les hari ini.
Sepulang les aku hanya menunggu dikelas sampai semuanya keluar, aku selalu memandang kursinya yang kosong itu, tiba-tiba Leo yang menghampiriku,
“Lin, aku minta maaf soal yang waktu itu , aku gag bermaksud apa-apa sama kamu”,
“gag apa kok, Leo. Aku udah maafin kamu kok, ngomong-ngomong Andi kok gag les ya?”, “aku mau ngajak kamu kesuatu tempat untuk bahas tentang Andi, mau kan?” tanyanya, dengan rasa penasaran aku mengikuti kehendak Leo. Kami pergi kesuatu tempat yang sepertinya aku kenal, tepat sekali, pantai, tempat favorit Andi, dan Leo mengajaku ketempat yang sama dengan yang Andi , dan kami pun duduk berdua disana.
“Lin, aku harap kamu gag kecewa sama Andi” kata Leo mulai pembicaraan,
“emang Andi kenapa Leo?”, “dua hari yang lalu, Andi ngajakin aku ke taman, dia cerita sama aku, katanya dia mau pergi keluar negeri untuk pengobatan penyakit hati yang dideritanya dari kecil, dia juga bilang sama aku, kalau misalnya dia gag balik lagi kesini, dia minta tolong sama aku untuk jagain kamu” Leo berkata dengan nada sedih, aku oun mulai meneteskan air mata, aku menangis di pundak Leo, ia merangkulku, aku bertanya dalam hati, kenapa Andi gag pernah bilang sama aku, kalau dia meu pergi, ninggalin aku, dengan penyakit yang dideritanya,
“katanya dia ngasi sesuatu kenang-kenangan sama kamu”, mendengar ucapan Leo aku jadi teringan dengan kotak biru itu, aku pun mengacak-acak tasku, semoga kotak itu masih tertinggal didalamnya, aku sangat lupa dengan hal ini, bodohnya aku. Ternyata kotak itu masih ada, lengkap dengan pita yang mengikatnya, kotak biru itu pun aku buka, ternyata sebuah bola kaca berisi hiasan boneka beruang warna biru didalamnya beserta sepucuk surat dengan kertas warna biru dan sebuah foto hasil editan aku dengan Andi , aku pun membaca surat itu dengan diterangi cahaya remang-remang dari lampu disebelah kami,



“ Non Lina yang Lucu...
Semoga kamu ngerti sama aku, aku gag bermaksud untuk ninggalin kamu, aku tau kita berdua saling suka, tapi aku tau Leo juga suka sama kamu lebih dari aku, aku juga tau Leo itu lebih baik dariku, seorang Andi yang menderita penyakit yang belum diketahui obatnya, seorang Andi yang hanya bisa mengandalkan orang lain untuk membantuku bertahan untuk hidup, tapi, kamu adalah salah satu semangat juangku agar tetap bertahan, bertahan dalam sakit yang terasa sangat mendalam, aku ingin kamu selalu mengingatku, saat-saat terakhirku untuk melihat wajahmu, tiga hari yang lalu, mungkin aku gag akan pernah kembali lagi, kamu pasti tau karna apa, karena aku akan pergi jauh, aku sudah bisa merasakan itu, maka aku berikan sebuah kenangan untuk mu.
Janganlah menangis karena aku, karena masih ada Leo yang selalu setia menemanimu, jaga dirimu sebaik mungkin ya Lin, aku akan selalu menjagamu disisimu, sekali lagi aku minta maaf, semoga kamu mengerti, selamat tinggal Bonekaku yang paling manis, LINA...

Air mataku pun berjatuhan sangat deras, “Andi udah gag ada, Leo” aku menangis di pundak Leo, aku merasa sangat sakit, mungkinkah ini kejutan yang kamu maksudkan, sakit ini...
Leo menenangkanku, “aku tau kamu butuh teman, Lin, aku selalu ada buatmu, sedih ataupun senang”, kata Leo,
“makasi Leo, tapi aku kangen sama Andi”, “aku ngerti, jadi jangan sedih ya”,
Setelah aku mulai membaik, Leo mengantarku pulang, aku selalu menatapi surat Andi setiap malam, dengan foto kami yang aku bingkai dan kupajang dikamarku, dan bola kaca yang kutaruh dimeja sebelah tempat tidurku, dan berharap suatu hari ku dapat memimpikan kehadiran Andi, dan aku mulai merasa nyaman dengan Leo, aku senang disaat ia menghiburku, dengan tawa canda, hubunganku dengan Leo pun kembali seperti dulu, sebulan kemudian, Leo mengatakan perasaannya padaku, tepat pada tanggal yang sama seperti saat Andi mengajakku ke pantai sebulan lalu, akhirnya akupun jadian dengannya, dan aku sudah bisa melupakan sedikit kesedihanku tentang Andi, walaupun aku terkadang rindu pada Andi, Leo selalu menceritakan hal-hal tentang Andi yang cukup menghiburku, sebelum tidur saat malam itu aku mendengarkan lagu dari Irwansyah dan Acha, My heart:
“Bila kita mencintai yang lain, mungkinkah hati ni akan tegar, sebisa mungkin tak akan pernah, sayangku akan hilang.....”




Tidak ada komentar:

Posting Komentar