Moment
of Valentine
Hari-hari ujian sekolah datang menanti,
kesibukanku belajar sekarang ini, hanya belajar dan belajar, huuh... sangat
melelahkan, tapi aku sangat berharap ada sedikit moment-moment manis yang bisa
kukenang di akhir-akhir kebersamaanku dengan teman-teman sekolahku, seperti
saat 14 February sebulan yang lalu:
Hari ini hari Sabtu, sudah kuduga, pasti
belajar lagi, padahal biasanya kan pengembangan diri, jadi bisa bercanda deh
sama temen-temen, aku dengan malas melangkah kekelas, kemarin abis bergadang
nonton Titanic, akhir-akhir ini stasiun TV sering nayangin film cinta-cinta
gitu deh, maklum Valentine udah deket, dua hari lagi, tapi aku gag pernah punya
pacar waktu valentine, palingan aku ambil coklatnya doang kalau kebetulan ada
yang naksir ma aku, hahah..., pacaran itu yang aku tahu ngebosenin, Cuma buat
dipegang-pegang aja, terus diputusin, apa gunanya sih, gag penting. Tiba-tiba
aku ditabrak oleh seseorang, brakk ,
aku hampir jatuh tapi ia buru-buru memegangiku, “maaf ya, gag sengaja” katanya,
aku pun memandangnya, wajahnya manis, dan anaknya terkenal kalem dan gag banyak
omong, lalu ia pergi bersama teman-temannya, aku hanya memperhatika setiap
langkahnya,
“Vin, tungguin aku,Vin ,Vinaya” teriak temanku
dari depan gerbang, aku pun tersentak kaget dari lamunanku,
“kamu ini lo, dari tadi aku
panggil-panggil, abis ketemu siapa tuh tadi?” tanya Melody yang adalah salah
satu dari sahabatku, “sory, Mel. Aku ditabrak cowo tu tadi, aku juga gag tau
namanya”, lalu kami jalan bersama,
“aku
tahu, namanya Sadewa, anaknya memang pendiam banget, kenapa? Suka ya, lumayan
sih orangnya”,
“gag sih, biasa aja, hehe”, “bercanda,
siapa tau aja kamu mau, valentine kan udah deket, sekali-keli cari aja, buat
semangat belajar” kata Melo,
“duh,
Mel. Dibilangin, ya udah yuk, cepetan kekelas”.
Aku
dan Melo pun sampai dikelas, kelasku terletak dilantai dua, suasana sekolahku
setiap pagi sangat sejuk dan damai sehingga aku dan teman-temanku pasti
berjemur sinar mentari pagi dulu sebelum belajar sambil membicarakan soal-soal,
karena kami akan ujian akhir, jadi harus rajin belajar.
“ada
bebek-bebek baru bangun, siang banget sih datangnya” sapa seorang sahabatku ,Ryo
saat kami masuk kelas,
“ngejek
aja kamu, Yo. Yang penting kan gag telat kayak kebiasaanmu tiap olah raga” bela
sahabatku yang lain Elita, aku memiliki tiga orang sahabat dikelasku Melo, Ryo,
dan Eli. Lalu tiba-tiba bel berdering dan kami harus berbaris dilapangan untuk
mendengarkan ceramah kepala sekolah.
₩₩₩
“karena sebentar lagi anak kelas 9
akan mengikuti ujian akhir, maka setiap hari sabtu bapak akan ubah cara belajar
kalian, kalian boleh pilih ingin masuk kepelajaran apa dari 4 study yang
diujikan, selain bisa bertanya, ini juga merupakan refreshing” kata kepala
sekolahku saat berpidato didepan, setelah itu kamipun segera menuju kekelas
yang kami inginkan,
“bahasa inggris aja yuk” kata Melo,
“ya udah” jawab teman-temanku, kami pun menuju kelas bahasa inggris yang
diajarkan oleh guru yang paling sering dijaili oleh teman-temanku, Pak Noman.
Aku segera duduk dibangku belakang bersama Eli, karena didepan sudah penuh, dan
dibelakangku duduk Melo dan Ryo.
“good morning students, now we will
answer the try out one year ago, please work for the 30 minutes” kata pak Noman
dalam bahasa inggris, beberapa murid menjawab dengan nada mengerjai, kami pun
tertawa ditengah-tengan pelajaran. Ternyata tanpa aku sadari, Sadewa duduk
disebelahku, dan ia menanyaiku,
“hay, sory yang tadi ya,
namamu Vinaya kan?” tanyanya,
“ia, panggil aja Vina, namamu siapa?”
tanyaku walaupun sudah tahu, hanya ingin menyakinkan, “Sadewa, kata temenku
kamu pinter ya, cepet banget jawab soalnya” tanyanya,
“biasa aja kok, ini aku juga nyontek
sama Eli”, “eh, Sad, mau nyontek ya, gag boleh” kata Eli, “enak aja, aku kan
mau nanya sama Vina” kata Sadewa,
“udahlah, nanti pak guru marah kita
ribut” aku melerai, mereka pun diam,
“dia itu temen satu sekolahku dulu,
Vin. Anaknya pinter tapi suka bercanda” kata Eli padaku, aku hanya tersenyum.
Setelah pelajaran bahasa Inggris
berakhir kami keluar kelas dan menuju ke kantin, aku bertemu Sadewa disana, ia
hanya memperhatikanku sambil tersenyum.
₩₩₩
Hari ini Minggu, aku hanya memikirkan
anak itu sejak kemarin, kenapa ia sangat memperhatikanku, anaknya memang manis,
tapi apa mungkin ia suka padaku. Hanya itu yang menghantuiku sejak kemarin, apa
mungkin aku juga menyukainya. Ah... aku tidak mau terlalu GR, mungkin hanya
perasaanku saja. Hari ini aku berlatih menyanyi untuk besok, karena seminggu
akan ada tes praktek untuk ujian akhir, aku berkelompok bersama ketiga
sahabatku, Ryo yang main gitar, lagunya cukup romantis, yaitu lagu dari Vierra,
Seandainya:
“Kelak
kau kan menjalani hidupmu sendiri,
Melukai kenangan yang telah kita lalui,
Yang tersisa hanya aku sendiri disini,
Kau akan terbang jauh menembus awan,
Memulai kisah baru tanpa diriku,
Seandainya kau tahu,
Ku tak ingin kau pergi,
Meninggalkanku sendiri bersama bayanganku,
Seandainya kau tahu,
Aku kan selalu cinta,
Jangan kau lupakan kenangan kita selama ini”
₩₩₩
Hari ini Senin 14 February, tepat
valentine dan aku harus mengikuti ujian-ujian, aku tak ada melihat Sadewa sejak
dari gerbang sekolah, padahal biasanya dia datang jam segini, sampai dikelas
aku hanya jadi anak pendiam, biasanya aku cerewet dari baru masuk kelas sampai
pelajaran berakhir, hari ini aku ada praktek sains, disuruh bawa bunga beraneka
ragam, aku hanya memandangi bunga mawar putih yang aku bawa, mawar itu sudah
agak layu, sambil memikirkan anak itu lagi,
“hoe...” teriak teman-temanku,
“ngelamunin siapa tuh, Vin?” tanya Eli,
“nah, jangan-jangan yang kemarin itu
ya?” kata Melo, “siapa sih, gag cerita-cerita” kata Ryo, lalu Melo membisiki
kedua sahabatnya yang lain, dan mereka bertiga keheranan, “ternyata teman kita
yang satu ini suka sama temenku yang jail itu, haha, gag apa kok Vin, kita akan
bantu kamu” kata Eli,
“iih, kalian ini, hmmm... dia anaknya
manis ya, tapi aku Cuma tertarik aja” kataku,
“kayaknya dia juga suka sama kamu, aku
lihat dari waktu dikantin kemarin dia perhatiin kamu terus” kata Ryo, aku hanya
tersenyum sedangkan mereka mengoceh tentang Sadewa terus, tapi aku senang
mendengarnya, hihihi...
₩₩₩
Ujian telah dimulai dari sejam yang
lalu, ketiga sahabatku telah melalui ujian sains, tinggal aku yang terakhir,
kami bertiga terpisah-pisah karena nomer peserta yang berbeda, jadi aku harus
mengerjakan soal sendiri, sementara mereka melatih vocal untuk ujian seni suara
nanti.
Aku pun dipanggil untuk segera masuk
kelas, kelas itu sudah penuh dan aku hampir tak mendapat tempat duduk, lalu ada
yang menarik tanganku dari belakang,
“cepetan, duduk sama aku aja”, aku
serentak menoleh dan ternyata Sadewa. Ia mengajakku duduk dengannya dikursi
paling belakang dan kami mengerjakan soal bersama, ia mengajakku bercanda dan
bercerita, ternyata dia pintar juga, ia bisa menjawab sebagian besar soal itu,
walaupun yang sulit pasti ia bebankan padaku, kami diberi tugas untuk mengamati
bunga-bunga yang kami bawa, setelah slesai bekerja, kami merapikan meja.
“Vin, ini, aku beli kemarin, tadi kan
gag kepakai, aku kasi kamu aja ya” katanya sambil menyerahkan sekuntum mawar
putih lengkap dengan pembungkusnya, bunga itu masih segar dan kuncup, dengan
pita merah mengikatnya, aku pun menerimanya karena mawar putihku sudah layu.
“makasi ya, mawarku yang tadi juga
udah layu” kataku, ia malambaikan tangan dan pergi bersama teman-temannya untuk
mengikuti ujian seni budaya, aku pun mencari teman-temanku sambil memegangi
mawar itu.
“Vin, sini ,kita udah mau tampil”
panggil Eli dari depan ruang ujian, aku pun kesana dan selintas melihat kedalam
ruangan dari kaca, ternyata Sadewa sedang bernyanyi bersama temannya, aku hanya
tersenyum padanya walau tak mendengar suaranya yang kecil itu. Setelah ia
keluar, aku dan teman-temanku segera tampil, pintu ruangan yang biasanya
tertutup itu kini terbuka, dari luar banyak teman-teman yang menonton kami,
tidak seperti yang sudah-sudah, kami sangat banyak yang menonton, termasuk
Sadewa. Aku jadi semangat dan menyanyikan lagu sepenuh hati, sehingga
penampilan kami sangat bagus. Setelah itu aku mengembalikan gitar sekolah ke
ruang media, ruangan itu terletak sedikit terpencil dan tempatnya biasanya
sepi, ketiga sahabatku yang memaksaku, karena tadi aku yang paling terlambat
ikud latihan. Aku berjalan sendirian, kemudian masuk keruang media yang sepi
dan penuh peralatan elektronik, tiba-tiba ada yang menutup pintunya, ruangan
itu mendadak gelap dan aku berteriak, ada yang menutup mulutku, aku seperti
sudah akrab dengan sentuhan tangan itu, Sadewa.
“sory, jangan takut ya, aku gag mau
ngapa-ngapain kok, Cuma mau ngasi sesuatu” lalu ia mengeluarkan sekotak coklat
yang dihiasi pita merah muda, aku hanya terdiam tak percaya,
“sebenernya aku sudah suka sama kamu
dari dulu, aku takut kamu malahan jadi ngejauhin aku, setelah aku kenal kamu
ternyata kamu itu baik dan bisa menghargai, gimana?”, aku gag percaya, dia
nembak aku atau apa,
“ia gag apa, heheh” kataku, aku pun
menerima coklat itu,
“kamu nerima aku kan?” tanyanya,
“sebenernya aku juga tertarik sama
kamu, kamu anaknya manis, kalem dan lucu” aku katakan semuanya, aku telah
nyatakan, kini hatiku sudah terasa sangat ringan, lalu ia mencium pipiku, cukup
mendebarkan tapi sangat membahagiakan, aku hanya tersenyum sambil menunduk.
Lalu ada suara ribut teman-temanku dan teman-temannya Sadewa dari luar, lalu
pintu pun terbuka.
“Cie... yang baru jadian” semuanya
menyoraki, ia pun mengajakku keluar, disana aku membagi coklat yang diberi
Sadewa, walau pun pertamanya ia tak menginginkan, katanya ia sudah pesan itu
spesial buatku, tapi sebagai rasa terima kasihku pada teman-teman semua, aku
membagi 30 buah coklat itu.
Ternyata ketiga sahabatku sudah mengetahui
hal ini, dan mereka sengaja menyuruhku mengembalikan gitar sendiri, ternyata
ada sesuatu yang surprise banget buatku, ini adalh kisahku dihari Valentine
yang sangat membahagiakan, kini Sadewa telah menjadi sainganku dan semangat
belajarku, dan juga orang yang sangat berarti yang hadir dalam hidupku. “Happy
Valentine Day”
My Romantic Valentine
Saat hati layu, bersedih selalu
Kurasakan sepi yang berlarut-larut
Berharap akan ada yang mengisi hatiku
Dan ternyata kau datang disaat itu
Menemaniku kini dalam lamunan hangat
Tak hanya sekejap kumemandang
Dirimu memang sempurna
Kulihat sejak pertama
Dan akan bertahan
Selamanya
Cinta
Nice cerpen :)
BalasHapus